BSM Edu

Senin, 21 November 2011

MENGAJAR DENGAN MULTIPLE INTELLIGENCE UNTUK MENGATASI 3K (KORUPSI, KEMISKINAN DAN KEKERASAN) PADA PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN
      Apakah mungkin masalah anti korupsi, semangat untuk mengatasi kemiskinan dan pencegahan kekerasan (bullying) diajarkan secara simultan dalam satu paket kegiatan belajar-mengajar?  Mungkin saja bila akar masalah ketiga hal itu dicari secara mendasar dan  komprehensif.
Korupsi (berasal dari Bahasa Latin : corruptio) adalah penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana untuk keuntungan pribadi. 

Kenapa hal ini terjadi?  Karena sang koruptor  beranggapan bahwa orang lain tidak akan memberikan kewenangan yang diperlukannya, kesempatan yang dicarinya atau sarana yang dibutuhkannya untuk mengembangkan dirinya. Tidak ada budaya saling percaya dalam masyarakat. Yang mempunyai kewenangan tidak akan berbagi kewenangan yang didapatnya, yang punya kesempatan tidak akan memberi kesempatan yang ada kepada orang lain, dan yang memiliki sarana akan mengangkangi sarana itu supaya tidak diambil oleh orang lain.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.

Kenapa?  Karena ada orang lain yang mengambil lebih dari haknya dan tidak memberi kesempatan pada yang tidak berdaya untuk mendapatkan hak-haknya secara semestinya.  Mereka yang mendapat lebih banyak hanya memberi sangat sedikit karena mereka menginginkan ketergantungan dan ketidak mampuan orang lain untuk berpartisipasi dalam masyarakat.  Ada sekelompok orang yang ingin menjadikan orang lain sebagai “penonton” kehidupan.  Tidak adanya semangat berbagi adalah cermin tidak adanya budaya saling percaya dalam masyarakat.
      Kekerasan (bullying) adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di sekolah. Perilaku bullying dapat berupa ancaman fisik atau verbal. Bullying  terdiri dari perilaku langsung seperti mengejek, mengancam, mencela, memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu atau lebih siswa kepada korban atau anak yang lain. Selain itu bullying juga dapat berupa perilaku tidak langsung misalnya, dengan mengisolasi atau dengan sengaja menjauhkan seseorang yang dianggap berbeda. Baik bullying langsung maupun tidak langsung pada dasarnya bullying adalah bentuk intimidasi fisik ataupun psikologis yang terjadi berkali-kali dan secara terus menerus membentuk pola kekerasan. 

Kenapa hal ini terus terjadi? Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang sering memberikan masukan yang negatif pada siswanya misalnya, berupa hukuman yang tidak mendidik sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.  Mereka cenderung akan lebih dulu meyerang orang lain sebelum mereka diserang.    Bullying dimaknai oleh anak sebagai sebuah kekuatan untuk melindungi diri dari lingkungan yang mengancam.  Hal ini akan memupuk  munculnya budaya tidak saling percaya di sekolah.
      Jadi penanggulangan korupsi, pengentasan kemiskinan dan pencegahan kekerasan (bullying) menurut hemat penulis hanya bisa dipecahkan dengan menumbuhkan budaya saling percaya di sekolah.
MEMBANGUN BUDAYA TRUST (RASA SALING PERCAYA)
Persaingan antar sekolah saat ini adalah jelas: berubah atau kekurangan murid atau mendapat penilaian kurang dari Pengawas. Banyak sekolah bisa naik status menjadi RSBI karena bantuan dan penunjukan dari Pemerintah.  Sekolah belum mampu tumbuh dari dirinya sendiri. Bagi sekolah-sekolah swasta, seharusnya keunggulan kompetitif diperoleh tidak dari sejarah kekuatan organisasi sekolah di masa lampau, tetapi dari kemampuannya untuk membangun kekuatan baru dalam menghadapi munculnya tantangan dan peluang baru. Dengan kata lain, keunggulan kompetitif muncul dari kemampuan organisasi untuk menggunakan sumber dayanya yang ada untuk mengganti pola sukses di masa lampau dengan pendekatan-pendekatan inovatif di masa sekarang. Membangun kekuatan baru berarti menuntut sekolah untuk meninggalkan, paling tidak sebagian, dari pola kerja lamanya.
      Meninggalkan pola kerja lama menuntut adanya rasa saling percaya antar anggota organisasi sekolah (stakeholders).  Karena tumbuhnya rasa percaya di antara anggota organisasi menambah kemungkinan keberhasilan suatu perubahan. Artinya, rasa percaya menambah keberanian bahwa orang akan meninggalkan pola kerja lama demi pendekatan-pendekatan yang baru. Rasa percaya adalah suatu modal bersama (collaborative capital) yang bisa dipergunakan demi mencapai kemajuan.
Kata Trust atau Rasa Percaya dibedakan dari kata “Keyakinan”. Kita percaya pada seseorang karena kita melakukan penilaian atas kemampuan atau karakter dari orang tersebut. Kita percaya pada seseorang karena dia menunjukkan bahwa memang layak untuk dipercaya. Sedangkan “keyakinan” berasal dari pengetahuan tertentu, dibangun atas dasar akal dan fakta.
“Rasa Percaya” dibangun atas dasar iman. Namun “percaya” di sini juga bukan berarti “iman mutlak”. Dalam situasi ekstrim, iman bisa dipandang sebagai suatu keyakinan yang kebal terhadap kontradiksi informasi atau peristiwa. Iman murni adalah melewati batas akal budi. Namun “percaya” biasanya dipandang lebih rapuh dari “iman”. Rasa “percaya” bisa patah atau hilang. Kita bisa menarik rasa “percaya” kita dari seseorang, dan demikian pula orang lain bisa tidak lagi “percaya” kepada kita. Jadi “percaya” lebih dari hanya sekedar “keyakinan” dan sedikit di bawah iman buta. “Percaya” adalah kesadaran bahwa dia yang dipercaya bisa memenuhi harapan positif kita.
Rasa “percaya” tersebut sedemikian kompleks sehingga amat sulit untuk menumbuhkannya lagi sekali itu hilang. Oleh karena itu, rasa percaya harus dipandang sebagai asset penting yang harus dilindungi oleh organisasi sekolah dan dikembangkan sama seperti asset penting lainnya.
Merancang dan mengimplementasikan struktur dan proses-proses formal dari organisasi supaya dapat menjaga rasa percaya adalah sebuah tugas yang tidak mudah. Bagian paling sulit adalah untuk membangun kultur atau budaya rasa percaya, yang sering disebut sebagai “perangkat lunak” dari hidup satu organisasi.
Tahun 1980-an banyak perusahaan Amerika memusatkan perhatian dan tenaga untuk membangun “perangkat keras” organisasi. Akan tetapi perangkat keras selalu ada batasnya. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan Jepang mengembangkan “perangkat lunak”  yakni budaya yang menyatukan produktivitas dengan roh manusia, yang tidak ada batasnya.
Budaya organisasi menunjuk pada aspek-aspek informal dari hidup organisasi yang memiliki pengaruh pada kinerja kelompok. T. Ohno, pimpinan Toyota, mengamati bahwa sukses datang bukan dari system formal organisasi,namun dari “roh” yang menopang system tersebut. Bagian-bagian paling kritis dalam usaha mengembangkan budaya rasa percaya tinggi dalam organisasi atau tim adalah:
1. Bagaimana mengembangkan visi bersama yang mencerminkan keunggulan kompetitif:
Rasa percaya akan lebih mudah tumbuh di dalam organisasi yang mengartikulasikan secara jelas tujuan dan keinginan yang mau dicapai bersama. Hal ini menjadi amat penting ketika perbedaan individu muncul, ketika anggota organisasi saling mempertanyakan motif masing-masing, apakah masing-masing bertindak demi kepentingan pribadi atau demi kepentingan keseluruhan organisasi. Adanya visi bersama yang diterima sebagai tujuan bersama membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah perbedaan pendapat atau kepentingan tersebut. Visi bersama menjadi semacam daya ikat untuk terus membangun rasa percaya di tengah segala perbedaan.
2.    Bagaimana menghidupi nilai dan prinsip-prinsip dasar secara nyata dan terasakan:
Rasa percaya semakin mudah tumbuh ketika orang berbagi prinsip hidup dan norma-norma yang sama. Rasa percaya tumbuh ketika orang bisa memiliki harapan atau ekspektasi tentang konsistensi dan tindakan jujur. Misalnya di perusahaan Pepsi nilai “result and integrity  atau “hasil dan integritas” amat dirasakan pentingnya. Dua kata itu memiliki tempat tersendiri dalam budaya organisasi mereka. Kata “hasil” menunjuk pada konsistensi untuk memberikan hasil seperti yang dijanjikan. Integritas menyangkut keseluruhan sikap keterbukaan dan kejujuran, sekaligus komitmen pada yang lain. Meski hanya dua kata, namun dua kata ini mampu membangun fondasi amat kokoh dalam budaya Pepsi.
3.    Membangun kebiasaan untuk saling mengenal di semua level organisasi:
Amat sulit mempercayai orang yang tidak kita kenal. Rasa percaya dibangun dari kontak langsung antara pimpinan dengan anggota organisasi. Dengan hadirnya teknologi informasi yang membuat orang bisa berkomunikasi tanpa perlu bertatapan muka, semakin penting bagi organisasi untuk mencari cara agar hubungan personal antar anggota organisasi tetap terjaga.
Hewlett-Packard melembagakan sejumlah teknik manajerial yang memastikan ada kontak teratur dan terus menerus antara anggota organisasi di semua level. Hal ini termasuk kebijakan pelayanan “pintu terbuka” atau “open-door policy” dimana perbedaan jabatan disingkirkan dan percakapan bisa berlangsung bebas. Setiap orang boleh mengungkapkan ide, pendapat, masalah atau keprihatinan mereka. Pelayanan ini dibuat untuk membangun rasa saling percaya antar anggota organisasi.
4.    Mendorong budaya berani mengambil resiko dan bereksperimen.
Di dalam konteks bisnis dan situasi dunia yang berubah cepat, kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat dan maju ke depan dengan inisiatif-inisiatif adalah kunci dalam mempertahankan rasa percaya. Hal ini didukung oleh budaya organisasi yang memungkinkan bahwa karyawan atau anggota organisasi diberi otonomi secukupnya dalam menjalankan berbagai aspek usaha dengan disertai rasa percaya bahwa mereka yang gagal akan diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka dan menjadi lebih baik dalam pekerjaan dan tanggung jawab selanjutnya. Kemampuan untuk melewati saat-saat sulit, saling mendukung ketika berada dalam kondisi rawan, akan mampu membangun rasa percaya yang luar biasa. Memang tidak berarti kemudian bisa asal-asalan atau nekat-nekatan mengambil resiko, namun “well-intentioned failure” atau kegagalan sebagai buah sebuah usaha serius dan baik dalam jangka panjang akan amat berarti.
5.    Membuat simbol-simbol nyata dari Rasa Percaya:
Keterbukaan adalah symbol nyata dari Rasa Percaya. Kesediaan untuk diaudit, secara jujur melaporkan barang atau penghargaan yang diterima dari pelanggan atau supplier untuk disposisi lebih lanjut, dsb memberi gambaran tentang level rasa percaya yang ada dalam budaya organisasi. 

MEMBANGUN BUDAYA TRUST LEWAT MULTIPLE INTELLIGENCE

Menurut Alfred Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian
disadar atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.

LAMPIRAN
MULTIPLE INTELLEGENCE

Tidak ada anak NAKAL, temukan kecerdasannya!

Apakah Kecerdasan Itu?
  • Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap
  • Ia bagaikan kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan
  • Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah; kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan; kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat (Howard Gardner)
Tidak ada anak yang NAKAL atau JAHAT, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.

Multiple Intelligences
Melalui pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari kekuatan / kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan-kelebihannya.

Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.

Kecerdasan Linguistik
  • Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
  • Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
  • Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
  • Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
  • Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
  • Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
  • Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
  • Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.

Kecerdasan Logika - Matematika
  • Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
  • Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
  • Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
  • Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
  • Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
  • Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
  • Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

Kecerdasan Intrapersonal
  • Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
  • Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
  • Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
  • Mengembangkan konsep diri dengan baik.
  • Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
  • Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
  • Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

Kecerdasan Interpersonal
  • Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
  • Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
  • Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
  • Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
  • Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
  • Mau melihat sudut pandang orang lain.
  • Menciptakan dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.

Kecerdasan Musikal
  • Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
  • Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
  • Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
  • Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
  • Mampu menciptakan komposisi musik.
  • Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
  • Menyukai dan mampu bernyanyi.
  • Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
  • Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

Kecerdasan Visual - Spasial
  • Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
  • Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
  • Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
  • Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
  • Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
  • Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
  • Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
Kecerdasan Kinestetik - Jasmani
  • Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek.
  • Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
  • Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
  • Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
  • Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
  • Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.

Kecerdasan Naturalis
  • Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
  • Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
  • Mampu mengenali pola di antara spesies.
  • Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
  • Senang memelihara tanaman, hewan.
  • Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
  • Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
  • Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

Kita semua berbeda karena kita semua memiliki kombinasi kepandaian yang berbeda. Bila kita mampu mengenalinya, saya kira kita akan mempunyai setidaknya sebuah kesempatan yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah yang kita hadapi di dunia. - Howard Gardner
 
TEST MULTIPLE INTELLIGENCE

B
erikut ini terdapat sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk memberikan nilai pada masing-masing pernyataan, sesuai dengan gambaran diri anda.

Penilaian:
0: jika pernyataan tersebut sangat tidak menggambarkan diri anda.
1: jika pernyataan tersebut tidak menggambarkan diri anda.
2: jika pernyataan tersebut sedikit menggambarkan diri anda.
3: jika pernyataan tersebut kurang lebih / kira-kira menggambarkan diri anda.
4: jika pernyataan tersebut menggambarkan diri anda.
5: jika pernyataan tersebut sangat menggambarkan diri anda.

  1. [     ] Saya sangat suka bekerja dengan objek.
  2. [     ] Saya dapat dengan mudah mengenali arah.
  3. [     ] Saya punya kemampuan untuk membantu menyelesaikan perselisihan di antara kawan saya.
  4. [     ] Saya dapat dengan mudah mengingat kata / lirik yang ada dalam sebuah lagu.
  5. [     ] Saya dapat menjelaskan topik yang rumit menjadi sesuatu yang sederhana dan mudah dimengerti.
  6. [     ] Saya selalu mengerjakan sesuatu selangkah demi selangkah.
  7. [     ] Saya mengenali diri saya dengan baik dan mengerti perilaku saya.
  8. [     ] Saya menyenangi kegiatan yang melibatkan banyak orang.
  9. [     ] Saya mudah belajar dengan cara mendengarkan ceramah dan diskusi.
  10. [     ] Saya merasakan perubahan mood saat mendengarkan musik.
  11. [     ] Saya menikmati puzzle, TTS, dan persoalan yang melibatkan logika.
  12. [     ] Saat belajar, grafik, gambar, diagram, flowchart penting bagi saya.
  13. [     ] Saya peka terhadap mood dan perasaan orang di sekitar saya.
  14. [     ] Saya belajar lebih maksimal bila saya dapat bergerak dan mengerjakannya sendiri.
  15. [     ] Saya memelihara atau menyukai hewan atau tanaman.
  16. [     ] Saya harus melihat manfaat yang bisa saya dapatkan sebelum saya memulai mempelajari sesuatu.
  17. [     ] Saya membutuhkan privasi dan ketenangan saat bekerja dan berpikir.
  18. [     ] Saat mendengarkan musik, saya tahu alat musik apa saja yang digunakan.
  19. [     ] Saya dapat dengan mudah mengingat dan melihat kembali kejadian yang pernah saya alami.
  20. [     ] Saya suka dan tertarik dengan topik yang berhubungan dengan lingkungan.
  21. [     ] Saya mempunyai perbendaharaan kata yang luas dan dapat mengungkapkan diri dengan baik dengan menggunakan kata-kata tersebut.
  22. [     ] Saya suka mencatat.
  23. [     ] Saya memiliki keseimbangan tubuh yang baik dan menikmati kegiatan fisik.
  24. [     ] Saya mengerti pola dan hubungan yang terdapat dalam sebuah pengalaman atau kejadian.
  25. [     ] Saya mampu bekerja sama dalam suatu kelompok.
  26. [     ] Saya mengerti cara kerja tubuh dan memperhatikan kesehatan saya.
  27. [     ] Saya tanggap dan jeli, sering kali melihat sesuatu yang terlewatkan oleh orang lain.
  28. [     ] Saya mudah gelisah (mis: karena harus duduk diam dalam waktu yang lama).
  29. [     ] Saya suka bekerja atau belajar sendiri (tidak perlu ditemani orang lain).
  30. [     ] Saya suka musik atau membuat lagu.
  31. [     ] Saya suka bekerja dengan angka dan memecahkan soal matematika.
  32. [     ] Saya bisa membaca arah perubahan cuaca berdasarkan kondisi alam.
Setelah anda memberikan nilai pada semua pernyataan di atas, sekarang jumlahkan angka-angka tersebut sesuai susunan di bawah ini untuk melihat di mana kecerdasan Anda menonjol.

Kecerdasan Linguistik = no. 5 + 9 + 21 + 22
Kecerdasan Logika - Matematika = no. 6 + 11 + 24 + 31
Kecerdasan Visual - Spasial = no. 2 + 12 + 19 + 27
Kecerdasan Musikal = no. 4 + 10 + 18 + 30
Kecerdasan Interpersonal = no. 3 + 8 + 13 + 25
Kecerdasan Intrapersonal = no. 7 + 16 + 17 + 29
Kecerdasan Kinestetik - Jasmani = no. 1 + 14 + 23 + 28
Kecerdasan Naturalis = no. 15 + 20 + 26 + 32

 

OBSERVASI MULTIPLE INTELLIGENCE


B
erikan tanda (V) jika sesuai atau tampak berlaku pada siswa Anda dalam penjabaran ini dan tambahkanlah kemampuan serta kelemahan lainnya yang nampak dalam delapan variasi kecerdasan di bawah ini. Hindarilah godaan untuk mengkategorikan siswa Anda ke dalam salah satu kategori karena sesungguhnya setiap siswa memiliki 8 jenis kecerdasan tersebut, hanya saja penekanannya berbeda-beda.

Kecerdasan Linguistik
[   ] Suka menulis kreatif di rumah
[   ] Sangal hafal nama, tempat, tanggal, atau hal-hal kecil
[   ] Mengarang kisah khayal atau menuturkan lelucon dan cerita
[   ] Menikmati membaca buku di waktu senggang
[   ] Mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah
[   ] Menyukai pantun lucu dan permainan kata
[   ] Suka mengisi teka-teki silang atau melakukan permainan seperti Scrabble
[   ] Menikmati mendengarkan kata-kata lisan (cerita, program radio, pembacaan buku, dan sebagainya)
[   ] Mempunyai kosakata yang luas untuk siswa seusianya
[   ] Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca dan / atau menulis

Kemampuan linguistik lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Logis-Matematis
[   ] Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala
[   ] Menikmati menggunakan bahasa komputer atau program software logika
[   ] Mengajukan pertanyaan seperti "Mengapa langit biru?"
[   ] Ahli bermain catur, dam, atau permainan strategi lain
[   ] Menjelaskan masalah secara logis
[   ] Merancang eksperimen untuk menguji hal-hal yang tidak dimengerti
[   ] Menghabiskan banyak waktu untuk memainkan teka-teki logika seperti kubus rubik atau permainan logika
[   ] Suka menyusun dalam kategori atau hierarki
[   ] Mudah memahami sebab dan akibat
[   ] Menikmati pelajaran matematika dan sains dan berprestasi tinggi

Kemampuan logis-matematis lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Spasial
[   ] Menonjol dalam kelas seni di sekolah
[   ] Memberikan gambaran visual yang jelas ketika sedang memikirkan sesuatu
[   ] Mudah membaca peta, grafik, dan diagram
[   ] Menggambar sosok orang atau benda yang persis aslinya
[   ] Senang melihat film, slide atau foto
[   ] Menikmati melakukan teka-teki jigsaw, maze, atau kegiatan visual lain
[   ] Sering melamun
[   ] Membangun konstruksi tiga dimensi yang menarik (contoh: bangunan lego)
[   ] Mencoret-coret di atas secarik kertas atau di buku tugas sekolah
[   ] Lebih banyak memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca

Kemampuan spasial lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
[   ] Berprestasi dalam olahraga kompetitif di sekolah atau di lingkungan permukiman
[   ] Bergerak-gerak ketika sedang duduk
[   ] Terlibat dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking, atau bermain skateboard
[   ] Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari
[   ] Menikmati melompat, lari, gulat, atau kegiatan serupa (jika berusia lebih tua, mungkin menunjukkan kecenderungan ini dengan cara yang lebih tersamar)
[   ] Memperlihatkan ketrampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti kerajinan kayu, menjahit, mengukir, atau memahat
[   ] Pandai menirukan gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain
[   ] Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan "kotor" lain
[   ] Sangat suka membongkar berbagai benda dan kemudian menyusunnya lagi

Kemampuan kinestetik-jasmani lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Musikal
[   ] Memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, sebagai anggota band atau orkes
[   ] Ingat melodi lagu
[   ] Berprestasi sangat bagus di kelas musik di sekolah
[   ] Lebih bisa belajar dengan iringan musik
[   ] Mengoleksi CD atau kaset
[   ] Bernyanyi untuk diri sendiri atau untuk orang lain
[   ] Bisa mengikuti irama musik
[   ] Mempunyai suara yang bagus untuk bernyanyi
[   ] Peka terhadap suara-suara di lingkungannya
[   ] Memberikan reaksi yang kuat terhadap berbagai jenis musik

Kemampuan musik lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Antarpribadi
[   ] Mempunyai banyak teman
[   ] Banyak bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal
[   ] Tampak sangat mengenal lingkungannya
[   ] Terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah
[   ] Berperan sebagai "penengah keluarga" ketika terjadi pertikaian
[   ] Menikmati permainan kelompok
[   ] Berempati besar terhadap perasaan orang lain
[   ] Dicari sebagai "penasihat" atau "pemecah masalah" oleh teman-temannya
[   ] Menikmati mengajar orang lain
[   ] Tampak mempunyai bakat pemimpin

Kemampuan antarpribadi lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Intrapribadi
[   ] Memperlihatkan sikap independen atau kemampuan yang kuat
[   ] Bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahannya
[   ] Memberikan reaksi keras ketika membahas topik-topik kontroversial
[   ] Bekerja atau belajar dengan baik seorang diri
[   ] Mempunyai rasa percaya diri
[   ] Mempunyai pandangan hidup yang lain dari pandangan umum
[   ] Belajar dari kesalahan masa lalu
[   ] Dengan tepat mengekspresikan perasaannya
[   ] Terarah pada pencapaian tujuan
[   ] Terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri

Kemampuan intrapribadi lain yang dimiliki siswa Anda:


Kecerdasan Naturalis
[   ] Akrab dengan hewan peliharaan
[   ] Menikmati berjalan-jalan di alam terbuka atau ke kebun binatang
[   ] Menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam (misalnya, gunung, awan, atau, jika berada di lingkungan kota, mereka mungkin memperlihatkan kemampuan ini dalam kepekaan terhadap "bentuk-bentuk" budaya populer seperti misalnya sampel CD, model mobil, dan sebagainya)
[   ] Suka berkebun atau berada dekat kebun
[   ] Menghabiskan waktu dekat akuarium, terarium, atau sistem kehidupan alam lain
[   ] Yakin bahwa binatang mempunyai hak sendiri
[   ] Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman, dan hal-hal sejenis (misalnya, mempunyai foto, buku harian, gambar koleksi, dan sebagainya)
[   ] Membawa pulang serangga, bunga, daun, atau benda-benda alam lain untuk diperlihatkan kepada anggota keluarga
[   ] Memperlihatkan pemahaman yang mendalam di sekolah dalam topik-topik yang melibatkan sistem kehidupan (misalnya, topik biologi, topik lingkungan hidup dalam mata pelajaran sains, dan sebagainya)

Kemampuan naturalis lain yang dimiliki siswa Anda:
___________________________________________________________________________