BSM Edu

Senin, 11 Juni 2012

DISAIN KURIKULUM DIGITAL, BUKAN SEKEDAR MEMBUAT KELAS KREATIF



Mendisain content pembelajaran menggunakan TIK (Power Point/MacroMedia Flash) sudah menjadi hal yang biasa. Meskipun demikian,masih sering terjadi di kelas : guru yg sudah memanfaatkan TIK, bahkan mampu mencipta virtual class, namun guru tersebut masih menggunakan metode ceramah/diskusi/kerja kelompok. Nampaknya para guru masih berupaya memindahkan isi buku yang literer itu menjadi visual.  Maka tidak heran kalau masih ada siswa RSBI yang tak lulus UN (KOMPAS,Sabtu 26 Mei 2012,halaman 6 : POJOK)

Content pembelajaran hanya salah satu dari isi kurikulum. Masih ada metode, strategi dan model pembelajaran untuk implementasi pendidikan holistik. Oleh sebab itu, agar tidak terjebak pada pembelajaran kognitif dan metode itu-itu saja hingga guru dapat menerapkan PAIKEM GEMBROT, maka filsafat pendidikan yang sudah lama tidak diajarkan di FKIP perlu digali lagi : Untuk apa saya mengajarkan A dan bukannya mengajarkan B? Kenapa topik A harus diajarkan 4 jam dan bukannya 3 jam? dll

Berlandaskan filsafat pendidikan, maka pendidikan holistik dan kontekstual mempunyai pijakan yang sahih.  Hal ini dapat dicapai melalui DISAIN KURIKULUM DIGITAL : program Excell yg terdiri dari 23 langkah, yang mengintegrasikan Kurikulum Bimtek (Bimbingan Teknis), Kurikulum PPR (Papardigma Pendidikan Reflektif), Kurikulum Entrepreneurship, Kurikulum PKB (Pendidikan Karakter Bangsa), Kurikulum PLH (Pendidikan LIngkungan Hidup), Kurikulum Multiple Intelligence, dan Kurikulum Sekolah Alam.

Dengan Disain Kurikulum Digital, guru akan mampu membuat diktat dan modul berbasis keunggulan lokal (bukan sekedar mencipta kelas kreatif)